Artikel Dosen
|
Adapun “Hupostatic” memiliki pengertian;“satu senyawa” (dari “hupo” dan “histemi”) : satu hakekat atau “abstracthy,”
satu harkat da bawa: satu pengambilan dari satu hal pada saat sesuatu diri,
satu posisi diasumsikan, satu dugaan dari satu karakter, spesifik, satu perikatan,
sedangkan Union memiliki pengrtian: 1) penyatuan, perpaduan. 2) serikat kerja [2]. Jadi,“Hupostatis Union” dapat diartikan;“satu
penyatuan dari satu hakekat atau karakter dalam serikat kerja yang spesifik.”
1.
Tinjauan Dari Segi Inkarnasi
Istilah Inkarnasi berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu:
In artinya Didalam dan Carn atau Caro artinya Daging. Istilah tersebut dipakai
dalam teologi Kristen untuk menjelaskan Karya Allah dalam menyatakan diri-Nya
kepada manusia dengan cara mengambil rupa didalam daging atau pribadi manusia [3]. Kata Inkarnasi tidak
ditemukan didalam Alkitab, namun gagasan dan konsep doktrin itu tersebar secara
luas dalam perjanjian baru [4]. Dalam teologi Kristen,
Inkarnasi merupakan karya Kristus, Pribadi kedua Allah Tritunggal mengambil
bentuk atau rupa insani untuk menyatukan sifat Ke-Allahan-Nya dengan sifat
manusia. Karena itu sejak Inkarnasi, Kristus di pandang sebagai Allah sejati
dan manusia sejati, sebaba Ia telah memiliki dua sifat yang berbeda, yaitu
sifat Ilahi dan sifat manusia yang menyatu didalam Pribadi-Nya yang Tunggal
secara abadi (Yoh 1:14;Rm 1:3-4,8:3;Gal 4:4;I Tim 3:16;I Yoh 4:2;II Yoh 7)[5].
Gagasan Inkarnasi dalam teks tersebut dinyatakan dengan frase
bahasa Yunani “Ho Logos Sarks Egeneto” artinya The World Become Flesh (NIV)
atau firman itu telah menjadi manusia (Yoh 1:14).Karena itu Kristus, Logos yang
kekal, yaitu Allah datang ke dunia bukan untuk menjadi manusia, melainkan
mengambil rupa didalam bentuk manusia. Sebab jika Yesus menjadi manusia, maka Ke-Allahan-Nya
akan lenyap, sehingga yang Nampak hanya kemanusiaan-Nya. Dengan demikian Yesus
hanya memiliki satu sifat dan satu pribadi, tetapi melalui Inkarnasi, sifat
kemanusiaan telah diutamakan kepada Ke-Ilahian Kristus, sehingga Kristus
memiliki dua sifat dan satu pribadi. Hasilnya, Ke-Allahan Kristus dan
kemanusiaan Kristus menyatu didalam satu pribadi Kristus [6].
Rasul Yohanes menulis bahwa Firman telah menjadi daging (Yoh
1:14) dalam Alkitab Indonesia diterjemahkan “Manusia”, dalam bahasa Yunani “Sarks”
yang arti harafia adalah “Daging”, selanjutnya dalam I Yoh 4:2 dan II Yoh 7, ia
menulis tentang kedatangan Yesus sebagai manusia. Maksud pernyataannya ialah
bahwa pribadi kedua Tritunggal mengambil rupa manusia bagi Diri-Nya sendiri.Ia
tidak memiliki kemanusiaan sampai saat kelahiran, karena Tuhan telah menjadi
manusia. Meskipun demikian, kemanusiaan-Nya adalah tanpa dosa. Suatu fakta yang
dipertahankan oleh Paulus dengan menulis bahwa Ia datang “dalam daging, yang
serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa”(Rm 8:3)[7].
Sebaliknya, sifat Ke-Ilahian Kristus tidak menghilangkan
sifat kemanusiaan-Nya, karena kelahiran-Nya tidak melebur kedalam sifat
kemanusiaan-Nya.Tetapi masing-masing atau kedua sifat itu terpelihara didalam
satu pribadi Kristus.Kedua sifat itupun tidak saling menghilangkan salah satu
yang lebih lemah (kemanusiaan) oleh sifat yang lebih kuat (keilahian), bahkan
kedua sifat itu tidak melebur menjadi satu sifat Kristus, namun kedua sifat itu
saling mempertahankan hakekat masing-masing[8].
Fakta tersebut dipertegas oleh kata Egeneto artinya menjadi.
Kata Egeneto dalam konteks ini bukan menekankan gagasan pemusnahan elemen awal
(keilahian) untuk menggantikannya dengan elemen baru (kemanusiaan), melainkan
menyatakan gagasan penyatuan dua elemen yang berbeda kedalam satu pribadi
Kristus [9].
Persatuan sifat Ilahi dan sifat manusia tidak menghasilkan
dua pribadi dengan dua sifat Kristus. Sebab Yesus belum pernah memakai kata
ganti jemaat, yaitu kami untuk diri-Nya,tetapi Ia selalu menggunakan pronominal
tunggal yaitu Aku. Fakta ini membuktikan bahwa Yesus hanya memiliki satu
pribadi dengan dua sifat. Sifat kemanusiaan Yesus bukan Impersonal (figur maya
atau tidak nyata), melainkan sungguh-sungguh sebagai sifat manusia sejati,
kecuali dosa (I Pet 2:22) [10]. Bukti Alkitab yang
sangat kuat diatas menyatakan bahwa kedua sifat yang berbeda, yaitu sifat
manusia dan sifat ilahi itu dipersatukan kedalam satu pribadi Kristus untuk
selama-lamanya, bukan hanya secara temporal atau sementara. Sehubungan dengan
fakta ini, timbul pertanyaan: apakah setiap sifat atau tabiat itu mempunyai
kehendaknya sendiri? Jhon F. Walvoord menjawab demikian: “Apabila kehendak disini
diartikan sebagai keinginan, maka tentunya Yesus memiliki dua keinginan yang
berbeda, yaitu keinginan secara manusia dan keinginan secara Ilahi. Namun
masing-masing keinginan itu tidak menimbulkan dosa didalam tabiat Kristus,
tetapi jika kehendak tersebut dimaksudkan sebagai suatu keputusan, maka seorang
pribadi hanya memiliki satu kehendak. Karena itu Yesus hanya mempunyai satu
kehendak, yaitu kehendak Allah.Hal ini terbukti ketika Yesus harus memutuskan
satu kehendak yang sesuai dengan kehendak Allah atas berbagai keinginan-Nya
yang timbul dalam tragedi Getsemani (Mat 26:39) [11].
a.
Inkarnasi Dalam Satu Tujuan
Inkarnasi adalah sebagai sarana Ilahi untuk menggenapi
rencana Allah, yaitu menyelamatkan manusia yang telah berdosa. Karena itu
program misi Agung Allah tidak berakhir pada peristiwa inkarnasi tersebut [12]. Tujuan inkarnasi
tersebut terungkap melalui pertanyaan: mengapa Allah mengutus Kristus datang ke
bumi untuk mengambil rupa dan bentuk manusia?[13].jawaban atas pertanyaan
tersebut adalah: - Menjadikan Kristus salah satu dari umat manusia. Jika natur
manusia Kristus tidak berasal dari sumber yang sama seperti kita, tetapi hanya
serupa saja, maka tidak ada hubungan antara kita dengan Dia untuk melihat bahwa
tugas pengantaranya penting bagi kebaikan kita [14]. Dimungkinkan oleh
peristiwa kehamilan yang supranatural dan kelahiran anak darah. Pengakuan iman
kita menegaskan bahwa natur manusia Kristus “diperoleh dalam rahim anak dara
maria yang diberkati oleh Kuasa Roh Kudus, tanpa campur tangan seorang laki-laki”.
Elemen terpenting yang berkaitan dengan kelahiran Yesus adalah tindakan Roh
Kudus yang supranatural, sebab hanya melalui-Nya, kelahiran anak dara dapat
dimungkinkan. Roh Kudus adalah penyebab satu-satunya kandungan Maria, dan
dengan demikian menyingkirkan sama sekali campur tangan seorang laki-laki
sebagai penyebabnya. Roh Kudus menyucikan natur manusia Kristus sejak awal masa
Ia dikandung dan dengan demikian membebaskan-Nya dari semua kecemaran karena
dosa [15]. Merupakan bagian dari
kelahiran Kristus.Kaum Lutheran membedakan antara Incarnation dan Exinanitio
menyangkali hal ini, dan mendasarkan penyangkalan mereka pada eksistensi
duniawi-Nya, kendati kemanusiaan-Nya berlanjut di surga.Ia masih tetap memiliki
natur manusia, akan tetapi tidak lagi berada dalam kehinaan. Walaupun kuyper
mengatakan ini merupakan suatu kehinaan [16].
Menyingkapkan diri Allah Bapa. Inkarnasi Kristus sungguh
membeberkan hakekat Allah yang tersembunyi (Yoh 1:18,14:9-10) [17]. Frasa dipengakuan Bapa
dalam Idiom bahasa Ibrani hendak menyatakan hubungan yang tak terpisahkan
antara seorang Anak dengan Bapa atau antara teman dengan kawan yang lainnya [18].
Menjadi korban penebusan dosa.Untuk menjadi korban penebus
dosa maka Kristus harus mati, karena sebagai Allah, Kristus tidak mungkin mati.
Untuk itu harus mengambil rupa manusia melalui program Inkarnasi. Karena tanpa
Inkarnasi, tidak mungkin ada juruselamat yang dikorbankan di atas kayu salib
sebagai manusia yang harus mati [19].
b.
Menghancurkan Kuasa Setan.
Yohanes mencatat salah satu tujuan kedatangan Kristus dalam program Inkarnasi
adalah untuk memusnahkan dan membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis (I Yoh
3:8). Roh-roh jahat juga memahami secara jelas waktu penghukuman kekal bagi
mereka yaitu belum pada saat sekarang, melainkan di waktu yang akan datang (Why
20:1-3,10) [20].
Menggenapi perjanjian Daud. Maria menerima informasi dari Gabriel, bahwa
Kristus akan memerintah dan duduk di atas takhta Daud (Yoh 7:42;Luk 1:31-33).
Kerajaan tersebut akan di bangun dan dipimpin oleh Mesias, anak Daud (II Sam 7:16;Yes
11:1;Mik 5:1) [21].
Ke-Allahan dari Kristus yang berinkarnasi.
1. Kekekalan (Yoh 8:58;17:15)
2. Maha hadir (Mat 18:20;28:20)
3. Maha tahu (Mat 16:21;Luk 6:8,11:7;Yoh 4:29)
4. Maha kuasa (Mat 28:20;Mrk 5:11-15;Yoh 11:38-44)
5. Pengampunan (Mrk 2:1-12)
6. Kehidupan (Yoh 5:21)
7. Kebangkitan (Yoh 11:3)
8. Penghakiman (Yoh 2:22,27)
[1]Ketua STT Missio Dei –
Manado.Kompetensi studi pada Teologi Sistematika /studi Dogmatika.
[2]Mounce. William D, The Analytical Lexicon To The Greek New
Testament,
1993
[3]Pandensolang Welly.Kristologi Kristen (Jakarta: YAI Press,
2009), 191.
[4] Verbrugge, The NIV Theological,228
[5] France, Matthew,398
[6] Pandensolang, Kristologi Kristen
[7]Charles c. Ryrie.Theologi Dasar (Yogyakarta: Yayasan Andi Yogyakarta), 1:326.
[8] Pandensolang, Kristologi Kristen, 192
[9]Walvoord.Yesus Kristus Tuhan Kita, 134
[10]Ryrie.Theologi Dasar. 1:357
[11] Merrill C. Tenney. “The Gospel
of John” dalam The Expositor’s Bible
Commentary, Peny. Um. Frank. E. Gaebelein (Grand Rapids: Zondervan
Publishing Hous,1985).9 :94
[12] Pandensolang, Kristologi Kristen, 193
[13]Verbrugge.The NIV Teological ,42
[14] Berkhof, Teologi Sistematika, 74
[15] Berkhof, Theologi
Sistematika, 75
[17] Pandensolang,193
[18] Hodeges, The Bible, 894
[19] Ryrie, TheologiDasar,1:358
[20] John F. Walvoord. Yesus Kristus Tuhan Kita (YAKIN,1969),96
[21] Ryrie Charles, Panduan Populer Dalam Memahami Kebenaran
Alkitab
*MOHON UNTUK MENARUH CREDIT DALAM SETIAP PENGAMBILAN ARTIKEL DI BLOG STT MISSIO DEI MANADO. TUHAN MEMBERKATI!*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar