Minggu, 15 Februari 2015

HUPOSTATIC UNION


Artikel Dosen


HUPOSTATIC UNION
Oleh Pdt.Dr. Robby Makal, MTh,M.Pdk[1]


            Dalam memahami pribadi Yesus Kristus, kesulitan terletak pada keberadaanNya yang dinyatakan dalam konsili Kalsedon; “Allah Sejati” dan “Manusia Sejati.”Penjelasan dari keberdaanNya, dalam studi teologi dikenal dengan konsep; “Hupostatic Union.”Berikut penjelasan dari konsep tersebut.
Adapun “Hupostatic” memiliki pengertian;“satu senyawa” (dari “hupo” dan “histemi”) : satu hakekat atau “abstracthy,” satu harkat da bawa: satu pengambilan dari satu hal pada saat sesuatu diri, satu posisi diasumsikan, satu dugaan dari satu karakter, spesifik, satu perikatan, sedangkan Union memiliki pengrtian: 1) penyatuan, perpaduan. 2) serikat kerja [2]. Jadi,“Hupostatis Union” dapat diartikan;“satu penyatuan dari satu hakekat atau karakter dalam serikat kerja yang spesifik.”

1.                     Tinjauan Dari Segi Inkarnasi
Istilah Inkarnasi berasal dari dua kata bahasa Latin, yaitu: In artinya Didalam dan Carn atau Caro artinya Daging. Istilah tersebut dipakai dalam teologi Kristen untuk menjelaskan Karya Allah dalam menyatakan diri-Nya kepada manusia dengan cara mengambil rupa didalam daging atau pribadi manusia [3]. Kata Inkarnasi tidak ditemukan didalam Alkitab, namun gagasan dan konsep doktrin itu tersebar secara luas dalam perjanjian baru [4]. Dalam teologi Kristen, Inkarnasi merupakan karya Kristus, Pribadi kedua Allah Tritunggal mengambil bentuk atau rupa insani untuk menyatukan sifat Ke-Allahan-Nya dengan sifat manusia. Karena itu sejak Inkarnasi, Kristus di pandang sebagai Allah sejati dan manusia sejati, sebaba Ia telah memiliki dua sifat yang berbeda, yaitu sifat Ilahi dan sifat manusia yang menyatu didalam Pribadi-Nya yang Tunggal secara abadi (Yoh 1:14;Rm 1:3-4,8:3;Gal 4:4;I Tim 3:16;I Yoh 4:2;II Yoh 7)[5].
Gagasan Inkarnasi dalam teks tersebut dinyatakan dengan frase bahasa Yunani “Ho Logos Sarks Egeneto” artinya The World Become Flesh (NIV) atau firman itu telah menjadi manusia (Yoh 1:14).Karena itu Kristus, Logos yang kekal, yaitu Allah datang ke dunia bukan untuk menjadi manusia, melainkan mengambil rupa didalam bentuk manusia. Sebab jika Yesus menjadi manusia, maka Ke-Allahan-Nya akan lenyap, sehingga yang Nampak hanya kemanusiaan-Nya. Dengan demikian Yesus hanya memiliki satu sifat dan satu pribadi, tetapi melalui Inkarnasi, sifat kemanusiaan telah diutamakan kepada Ke-Ilahian Kristus, sehingga Kristus memiliki dua sifat dan satu pribadi. Hasilnya, Ke-Allahan Kristus dan kemanusiaan Kristus menyatu didalam satu pribadi Kristus [6].

Rasul Yohanes menulis bahwa Firman telah menjadi daging (Yoh 1:14) dalam Alkitab Indonesia diterjemahkan “Manusia”, dalam bahasa Yunani “Sarks” yang arti harafia adalah “Daging”, selanjutnya dalam I Yoh 4:2 dan II Yoh 7, ia menulis tentang kedatangan Yesus sebagai manusia. Maksud pernyataannya ialah bahwa pribadi kedua Tritunggal mengambil rupa manusia bagi Diri-Nya sendiri.Ia tidak memiliki kemanusiaan sampai saat kelahiran, karena Tuhan telah menjadi manusia. Meskipun demikian, kemanusiaan-Nya adalah tanpa dosa. Suatu fakta yang dipertahankan oleh Paulus dengan menulis bahwa Ia datang “dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa”(Rm 8:3)[7].
Sebaliknya, sifat Ke-Ilahian Kristus tidak menghilangkan sifat kemanusiaan-Nya, karena kelahiran-Nya tidak melebur kedalam sifat kemanusiaan-Nya.Tetapi masing-masing atau kedua sifat itu terpelihara didalam satu pribadi Kristus.Kedua sifat itupun tidak saling menghilangkan salah satu yang lebih lemah (kemanusiaan) oleh sifat yang lebih kuat (keilahian), bahkan kedua sifat itu tidak melebur menjadi satu sifat Kristus, namun kedua sifat itu saling mempertahankan hakekat masing-masing[8].
Fakta tersebut dipertegas oleh kata Egeneto artinya menjadi. Kata Egeneto dalam konteks ini bukan menekankan gagasan pemusnahan elemen awal (keilahian) untuk menggantikannya dengan elemen baru (kemanusiaan), melainkan menyatakan gagasan penyatuan dua elemen yang berbeda kedalam satu pribadi Kristus [9].
Persatuan sifat Ilahi dan sifat manusia tidak menghasilkan dua pribadi dengan dua sifat Kristus. Sebab Yesus belum pernah memakai kata ganti jemaat, yaitu kami untuk diri-Nya,tetapi Ia selalu menggunakan pronominal tunggal yaitu Aku. Fakta ini membuktikan bahwa Yesus hanya memiliki satu pribadi dengan dua sifat. Sifat kemanusiaan Yesus bukan Impersonal (figur maya atau tidak nyata), melainkan sungguh-sungguh sebagai sifat manusia sejati, kecuali dosa (I Pet 2:22) [10]. Bukti Alkitab yang sangat kuat diatas menyatakan bahwa kedua sifat yang berbeda, yaitu sifat manusia dan sifat ilahi itu dipersatukan kedalam satu pribadi Kristus untuk selama-lamanya, bukan hanya secara temporal atau sementara. Sehubungan dengan fakta ini, timbul pertanyaan: apakah setiap sifat atau tabiat itu mempunyai kehendaknya sendiri? Jhon F. Walvoord menjawab demikian: “Apabila kehendak disini diartikan sebagai keinginan, maka tentunya Yesus memiliki dua keinginan yang berbeda, yaitu keinginan secara manusia dan keinginan secara Ilahi. Namun masing-masing keinginan itu tidak menimbulkan dosa didalam tabiat Kristus, tetapi jika kehendak tersebut dimaksudkan sebagai suatu keputusan, maka seorang pribadi hanya memiliki satu kehendak. Karena itu Yesus hanya mempunyai satu kehendak, yaitu kehendak Allah.Hal ini terbukti ketika Yesus harus memutuskan satu kehendak yang sesuai dengan kehendak Allah atas berbagai keinginan-Nya yang timbul dalam tragedi Getsemani (Mat 26:39) [11].
a.            Inkarnasi Dalam Satu Tujuan
Inkarnasi adalah sebagai sarana Ilahi untuk menggenapi rencana Allah, yaitu menyelamatkan manusia yang telah berdosa. Karena itu program misi Agung Allah tidak berakhir pada peristiwa inkarnasi tersebut [12]. Tujuan inkarnasi tersebut terungkap melalui pertanyaan: mengapa Allah mengutus Kristus datang ke bumi untuk mengambil rupa dan bentuk manusia?[13].jawaban atas pertanyaan tersebut adalah: - Menjadikan Kristus salah satu dari umat manusia. Jika natur manusia Kristus tidak berasal dari sumber yang sama seperti kita, tetapi hanya serupa saja, maka tidak ada hubungan antara kita dengan Dia untuk melihat bahwa tugas pengantaranya penting bagi kebaikan kita [14]. Dimungkinkan oleh peristiwa kehamilan yang supranatural dan kelahiran anak darah. Pengakuan iman kita menegaskan bahwa natur manusia Kristus “diperoleh dalam rahim anak dara maria yang diberkati oleh Kuasa Roh Kudus, tanpa campur tangan seorang laki-laki”. Elemen terpenting yang berkaitan dengan kelahiran Yesus adalah tindakan Roh Kudus yang supranatural, sebab hanya melalui-Nya, kelahiran anak dara dapat dimungkinkan. Roh Kudus adalah penyebab satu-satunya kandungan Maria, dan dengan demikian menyingkirkan sama sekali campur tangan seorang laki-laki sebagai penyebabnya. Roh Kudus menyucikan natur manusia Kristus sejak awal masa Ia dikandung dan dengan demikian membebaskan-Nya dari semua kecemaran karena dosa [15]. Merupakan bagian dari kelahiran Kristus.Kaum Lutheran membedakan antara Incarnation dan Exinanitio menyangkali hal ini, dan mendasarkan penyangkalan mereka pada eksistensi duniawi-Nya, kendati kemanusiaan-Nya berlanjut di surga.Ia masih tetap memiliki natur manusia, akan tetapi tidak lagi berada dalam kehinaan. Walaupun kuyper mengatakan ini merupakan suatu kehinaan [16].
Menyingkapkan diri Allah Bapa. Inkarnasi Kristus sungguh membeberkan hakekat Allah yang tersembunyi (Yoh 1:18,14:9-10) [17]. Frasa dipengakuan Bapa dalam Idiom bahasa Ibrani hendak menyatakan hubungan yang tak terpisahkan antara seorang Anak dengan Bapa atau antara teman dengan kawan yang lainnya [18].
Menjadi korban penebusan dosa.Untuk menjadi korban penebus dosa maka Kristus harus mati, karena sebagai Allah, Kristus tidak mungkin mati. Untuk itu harus mengambil rupa manusia melalui program Inkarnasi. Karena tanpa Inkarnasi, tidak mungkin ada juruselamat yang dikorbankan di atas kayu salib sebagai manusia yang harus mati [19].
b.             Menghancurkan Kuasa Setan. Yohanes mencatat salah satu tujuan kedatangan Kristus dalam program Inkarnasi adalah untuk memusnahkan dan membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis (I Yoh 3:8). Roh-roh jahat juga memahami secara jelas waktu penghukuman kekal bagi mereka yaitu belum pada saat sekarang, melainkan di waktu yang akan datang (Why 20:1-3,10) [20]. Menggenapi perjanjian Daud. Maria menerima informasi dari Gabriel, bahwa Kristus akan memerintah dan duduk di atas takhta Daud (Yoh 7:42;Luk 1:31-33). Kerajaan tersebut akan di bangun dan dipimpin oleh Mesias, anak Daud (II Sam 7:16;Yes 11:1;Mik 5:1) [21]. Ke-Allahan dari Kristus yang berinkarnasi.
1.      Kekekalan (Yoh 8:58;17:15)
2.      Maha hadir (Mat 18:20;28:20)
3.      Maha tahu (Mat 16:21;Luk 6:8,11:7;Yoh 4:29)
4.      Maha kuasa (Mat 28:20;Mrk 5:11-15;Yoh 11:38-44)
5.      Pengampunan (Mrk 2:1-12)
6.      Kehidupan (Yoh 5:21)
7.      Kebangkitan (Yoh 11:3)
8.      Penghakiman (Yoh 2:22,27)







[1]Ketua STT Missio Dei – Manado.Kompetensi studi pada Teologi Sistematika /studi Dogmatika.
[2]Mounce. William D, The Analytical Lexicon To The Greek New Testament,
1993
[3]Pandensolang Welly.Kristologi Kristen (Jakarta: YAI Press, 2009), 191.
[4] Verbrugge, The NIV Theological,228
[5] France, Matthew,398
[6] Pandensolang, Kristologi Kristen
[7]Charles c. Ryrie.Theologi Dasar  (Yogyakarta: Yayasan Andi Yogyakarta),  1:326.        
[8] Pandensolang, Kristologi Kristen, 192
[9]Walvoord.Yesus Kristus Tuhan Kita, 134
[10]Ryrie.Theologi Dasar. 1:357
[11] Merrill C. Tenney. “The Gospel of John” dalam The Expositor’s Bible Commentary, Peny. Um. Frank. E. Gaebelein (Grand Rapids: Zondervan Publishing Hous,1985).9 :94
[12] Pandensolang,  Kristologi Kristen, 193
[13]Verbrugge.The NIV Teological ,42
[14] Berkhof, Teologi Sistematika, 74
[15] Berkhof,  Theologi Sistematika, 75
[16] De Christo II, hal 68
[17] Pandensolang,193
[18] Hodeges, The Bible, 894
[19] Ryrie, TheologiDasar,1:358
[20] John F. Walvoord. Yesus Kristus Tuhan Kita (YAKIN,1969),96
[21] Ryrie Charles, Panduan Populer Dalam Memahami Kebenaran Alkitab



*MOHON UNTUK MENARUH CREDIT DALAM SETIAP PENGAMBILAN ARTIKEL DI BLOG STT MISSIO DEI MANADO. TUHAN MEMBERKATI!*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar